Batik Daerah Depok
DEPOK
Kota Depok Miliki 11 Motif Batik
Sejak ditetapkannya tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Hari Batik Nasional, Kota Depok terus menggali potensi dan kreasi, sehingga mampu menciptakan 11 motif batik yang desainnya merupakan simbol dan ciri khas yang mengandung muatan batik nasional dan lokal (Kota Depok itu sendiri). Ke-10 motif batik merupakan hasil dari Lomba Desain Batik Khas Depok yang digagas oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Depok, Hj. Nur Azizah Tamhid, pada tahun 2007 lalu. Lomba tersebut, diikuti oleh 223 peserta dan menghasilkan 345 motif batik, yang akhirnya terpilih 10 motif batik dari 10 peserta lomba. Semua motif batik memiliki makna yang tentunya berbeda sesuai dengan “kekhasan” yang ingin ditampilkan. Tapi yang pasti, pada umumnya motif dan corak batik Depok mengandung simbol-simbol Kota Depok dan ikon Kota Depok. Seperti, motif ikan hias (manfish), yang memang khas berasal dari Kota Depok utamanya di daerah Kecamatan Sawangan, dan motif Belimbing, karena Belimbing sebagai ikon Kota Depok. Kekhasan Batik Depok didominasi oleh simbol- simbol Kota Depok seperti lambang Kota Depok Paricara Dharma, Gong si Bolong, Topeng Cisalak, tanaman hias, ikan hias dan lain sebagainya. Bila dilihat dari segi warna dasar, ke-10 motif batik tersebut berwarna kuning keemasan, merah marun, orange, biru, dan biru tua, yang melambangkan suatu kewibawaan, keteduhan, ketenangan, dan keberanian.
Bila dilihat dari segi motif dan simbol, ada beberapa macam; yaitu :
1. Paricara Dharma, yang merupakan semboyan Kota Depok, yang merupakan amanah semua komponen masyarakat Depok, yang mengutamakan pengabdian yang baik, benar dan adil.
2. Simbol Sayap, yang berarti mengayomi, mengangkat tinggi harkat, martabat dan derajat masyarakat Depok pada umumnya.
3. Simbol Buah Belimbing dan Ikan Memphis, melambangkan keunggulan Kota Depok.
4. Simbol Mega Mendung, memberi arti tingginya cita-cita dan semangat yang sejuk.
5. Jembatan panus, Margonda, Gedung Tua dan Gong Sibolong serta Topeng Cisalak, yang menunjukan bahwa masyarakat Depok tak akan pernah meninggalkan dan akan selalu menghormati sejarah dan budaya para pendahulunya.
Untuk motif batik yang ke-11, dinamakan batik ODNR, karena bermotif berbagai variant karbohidrat yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi dan memiliki indeks glikemik yang rendah, seperti jagung, kentang, singkong, ubi, talas, dan sagu. Dalam motif batik ini, menyiratkan bahwa karbohidrat itu tidak selalu berasal dari padi. Batik ODNR ini diluncurkan pada 2 Mei 2013 lalu, sebagai akumulasi dari langkah bertahap diversifikasi pangan dan sebagai hadiah HUT ke-14 Kota Depok. Batik ini juga digagas oleh Dekranasda Kota Depok.
Kota Depok Miliki 11 Motif Batik
Sejak ditetapkannya tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Hari Batik Nasional, Kota Depok terus menggali potensi dan kreasi, sehingga mampu menciptakan 11 motif batik yang desainnya merupakan simbol dan ciri khas yang mengandung muatan batik nasional dan lokal (Kota Depok itu sendiri). Ke-10 motif batik merupakan hasil dari Lomba Desain Batik Khas Depok yang digagas oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Depok, Hj. Nur Azizah Tamhid, pada tahun 2007 lalu. Lomba tersebut, diikuti oleh 223 peserta dan menghasilkan 345 motif batik, yang akhirnya terpilih 10 motif batik dari 10 peserta lomba. Semua motif batik memiliki makna yang tentunya berbeda sesuai dengan “kekhasan” yang ingin ditampilkan. Tapi yang pasti, pada umumnya motif dan corak batik Depok mengandung simbol-simbol Kota Depok dan ikon Kota Depok. Seperti, motif ikan hias (manfish), yang memang khas berasal dari Kota Depok utamanya di daerah Kecamatan Sawangan, dan motif Belimbing, karena Belimbing sebagai ikon Kota Depok. Kekhasan Batik Depok didominasi oleh simbol- simbol Kota Depok seperti lambang Kota Depok Paricara Dharma, Gong si Bolong, Topeng Cisalak, tanaman hias, ikan hias dan lain sebagainya. Bila dilihat dari segi warna dasar, ke-10 motif batik tersebut berwarna kuning keemasan, merah marun, orange, biru, dan biru tua, yang melambangkan suatu kewibawaan, keteduhan, ketenangan, dan keberanian.
Bila dilihat dari segi motif dan simbol, ada beberapa macam; yaitu :
1. Paricara Dharma, yang merupakan semboyan Kota Depok, yang merupakan amanah semua komponen masyarakat Depok, yang mengutamakan pengabdian yang baik, benar dan adil.
2. Simbol Sayap, yang berarti mengayomi, mengangkat tinggi harkat, martabat dan derajat masyarakat Depok pada umumnya.
3. Simbol Buah Belimbing dan Ikan Memphis, melambangkan keunggulan Kota Depok.
4. Simbol Mega Mendung, memberi arti tingginya cita-cita dan semangat yang sejuk.
5. Jembatan panus, Margonda, Gedung Tua dan Gong Sibolong serta Topeng Cisalak, yang menunjukan bahwa masyarakat Depok tak akan pernah meninggalkan dan akan selalu menghormati sejarah dan budaya para pendahulunya.
Untuk motif batik yang ke-11, dinamakan batik ODNR, karena bermotif berbagai variant karbohidrat yang dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi dan memiliki indeks glikemik yang rendah, seperti jagung, kentang, singkong, ubi, talas, dan sagu. Dalam motif batik ini, menyiratkan bahwa karbohidrat itu tidak selalu berasal dari padi. Batik ODNR ini diluncurkan pada 2 Mei 2013 lalu, sebagai akumulasi dari langkah bertahap diversifikasi pangan dan sebagai hadiah HUT ke-14 Kota Depok. Batik ini juga digagas oleh Dekranasda Kota Depok.
Komentar
Posting Komentar